Jepang
adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra
Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik Rakyat Tiongkok,
Korea, dan Rusia. Pulau-pulau paling utara berada di Laut Okhotsk, dan wilayah
paling selatan berupa kelompok pulau-pulau kecil di Laut Cina Timur, tepatnya
di sebelah selatan Okinawa yang bertetangga dengan Taiwan. Jepang terdiri dari
6.852 pulau yang menjadikanya sebagai negara kepulauan. Pulau-pulau utama dari
utara ke selatan adalah Hokkaido, Honshu (pulau terbesar), Shikoku, dan Kyushu.
Sekitar 97% wilayah daratan Jepang berada di keempat pulau terbesarnya.
Sebagian besar pulau di Jepang bergunung-gunung, dan sebagian di antaranya
merupakan gunung berapi. Gunung tertinggi di Jepang adalah Gunung Fuji yang
merupakan sebuah gunung berapi. Penduduk Jepang berjumlah 128 juta orang, dan
berada di peringkat ke-10 negara berpenduduk terbanyak di dunia. Tokyo secara de
facto adalah ibu kota Jepang, dan berkedudukan sebagai sebuah prefektur. Tokyo
Raya adalah sebutan untuk Tokyo dan beberapa kota yang berada di prefektur
sekelilingnya. Sebagai daerah metropolitan terluas di dunia, Tokyo Raya berpenduduk
lebih dari 30 juta orang. Menurut mitologi tradisional, Jepang didirikan oleh
Kaisar Jimmu pada abad ke-7 SM. Kaisar Jimmu memulai mata rantai monarki Jepang
yang tidak terputus hingga kini.Meskipun begitu, sepanjang sejarahnya, untuk
kebanyakan masa kekuatan sebenarnya berada di tangan anggota-anggota istana,
shogun, pihak militer, dan memasuki zaman modern, di tangan perdana menteri.
Menurut Konstitusi Jepang tahun 1947, Jepang adalah negara monarki konstitusional
di bawah pimpinan Kaisar Jepang dan Parlemen Jepang. Sebagai negara maju di
bidang ekonomi, Jepang memiliki produk domestik bruto terbesar nomor dua
setelah Amerika Serikat, dan masuk dalam urutan tiga besar dalam keseimbangan
kemampuan berbelanja. Jepang adalah anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, G8,
OECD, dan APEC. Jepang memiliki kekuatan militer yang memadai lengkap dengan
sistem pertahanan moderen seperti AEGIS serta skuat armada besar kapal perusak.
Dalam perdagangan luar negeri, Jepang berada di peringkat ke-4 negara
pengekspor terbesar dan peringkat ke-6 negara pengimpor terbesar di dunia.
Sebagai negara maju, penduduk Jepang memiliki standar hidup yang tinggi
(peringkat ke-8 dalam Indeks Pembangunan Manusia) dan angka harapan hidup
tertinggi di dunia menurut perkiraan PBB. Dalam bidang teknologi, Jepang adalah
negara maju di bidang telekomunikasi,
permesinan,
dan robotika. Jepang adalah salah satu dari tiga negara dunia dengan ekonomi
terbesar serta termaju didunia. Berdasarkan survey banyak lembaga
internasional, ekonomi Jepang adalah ekonomi terbesar kedua di Asia (Dibawah
RRC) dan ketiga didunia (Selain AS dan RRC). Jepang selama ini dikenal sebagai
negara yang inovatif dan kreatif serta memiliki semangat berkarya yang tinggi
sehingga walaupun bangsa mereka bukan bangsa penemu mereka mampu menciptakan berbagai
penemuan-penemuan terpenting dalam sejarah dunia.
Faktor-faktor
yang mendorong keberhasilan dan kemajuan Jepang ialah karena Jepang memiliki
kultur dan watak penduduk yang mau bekerja keras, pantang menyerah, berjiwa
wirausahawan sejati, berani dan sangat berdisiplin. Data dari PBB ditahun 2011,
Jepang memiliki GDP perkapita $37,039 dan GNP perkapita $30.455, dengan
demikian Jepang berada diurutan ke 21 negara dengan GDP dan GNP perkapita
terbesar didunia. Ekonomi Jepang adalah ekonomi no.3 yang tercepat sepanjang
sejarah modern umat manusia selain ekonomi Korea Selatan dan RRC. Tonggak
kebangkitan dan kemajuan ekonomi Jepang dimulai sesaat setelah Jepang dikalahkan
Sekutu dalam perang Dunia ke-2. Saat kota- kota dan ekonomi yang pernah
dibangun Jepang sebelum 1945 hancur, bangsa Jepang membangun negaranya hanya dengan
modal dengkul ditambah semangat kerja, etos kerja dan kedisiplinan. Tak perlu
waktu yang lama, mereka mampu membangun kembali ekonomi dan negerinya menjadi
salah satu yang raksasa ekonomi global. Ekonomi Jepang yang bertumbuh dengan
cepat, dalam sekejap telah mampu menembus pasar internasional sekaligus
menumpas pameo lama “produk Jepang enak dipandang, cepat dibuang”. Sejak akhir
tahun 1950-an produk-produk manufaktur Jepang telah menyaingi produk- produk
manufaktur AS dan negara-negara Eropa sehingga dibeberapa negara terjadi
anti-Jepang dan pelarangan produk-produk Jepang. Meskipun begitu, Jepang tetap percaya
diri dan membuktikan bahwa bangsa mereka adalah yang unggul. Ekonomi negara
Jepang yang dibangun sekitar tahun 1946, dibangun dengan pondasi yang kuat dengan
industri berat, manufaktur dan jasa sebagai penopang utama perekonomian mereka.
Industri milik Jepang adalah industry yang terbaik di dunia (tahun 2008
mengalahkan AS). Industri Jepang menjadi raksasa dunia sejak 1960 sampai 2004.
Industri Jepang sejak lama topang oleh modal yang besar, SDM yang berkualitas,
ketersediaan listrik dan peralatan pendukung yang canggih.
Ø Ekonomi di Jepang
Bursa Saham Tokyo, bursa efek terbesar nomor
dua di dunia. Sejak periode Meiji (1868-1912), Jepang mulai menganut ekonomi
pasar bebas dan mengadopsi kapitalisme model Inggris dan Amerika Serikat.
Sistem pendidikan Barat diterapkan di Jepang, dan ribuan orang Jepang dikirim
ke Amerika Serikat dan Eropa untuk belajar. Lebih dari 3.000 orang Eropa dan
Amerika didatangkan sebagai tenaga pengajar di Jepang. Pada awal periode Meiji,
pemerintah membangun jalan kereta api, jalan raya, dan memulai reformasi
kepemilikan tanah. Pemerintah membangun pabrik dan galangan kapal untuk dijual
kepada swasta dengan harga murah. Sebagian dari perusahaan yang didirikan pada
periode Meiji berkembang menjadi zaibatsu , dan beberapa di antaranya masih
beroperasi hingga kini. Ekonomi pasar bebas dan terindustrisasi Jepang
merupakan ketiga terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dan Cina dalam
istilah paritas daya beli internasional. Ekonominya sangat efisien dan bersaing
dalam area yang berhubungan ke perdagangan internasional, tapi produktivitas
lebih rendah di bidang agriklutur, distribusi, dan pelayanan. Pertumbuhan
ekonomi riil dari tahun 1960-an hingga 1980-an sering disebut “keajaiban
ekonomi Jepang”, yakni rata-rata 10% pada tahun 1960-an, 5% pada tahun 1970-an,
dan 4% pada tahun 1980-an.Dekade 1980-an merupakan masa keemasan ekspor
otomotif dan barang elektronik ke Eropa dan Amerika Serikat sehingga terjadi
surplus neraca perdagangan yang mengakibatkan konflik perdagangan. Setelah
ditandatanganinya Perjanjian Plaza 1985, dolar AS mengalami depresiasi terhadap
yen. Pada Februari 1987, tingkat diskonto resmi diturunkan hingga 2,5% agar
produk manufaktur Jepang bisa kembali kompetitif setelah terjadi kemerosotan
volume ekspor akibat menguatnya yen. Akibatnya, terjadi surplus likuiditas dan
penciptaan uang dalam jumlah besar. Spekulasi menyebabkan harga saham dan
realestat terus meningkat, dan berakibat pada penggelembungan harga aset. Harga
tanah terutama menjadi sangat tinggi akibat adanya “mitos tanah” bahwa harga
tanah tidak akan jatuh. Ekonomi gelembung Jepang jatuh pada awal tahun 1990-an
akibat kebijakan uang ketat yang dikeluarkan Bank of Japan pada 1989, dan
kenaikan tingkat diskonto resmi menjadi 6%. Pada 1990, pemerintah mengeluarkan
sistem baru pajak penguasaan tanah dan bank diminta untuk membatasi pendanaan
aset properti. Indeks rata-rata Nikkei dan harga tanah jatuh pada Desember 1989
dan musim gugur 1990.Pertumbuhanekonomi mengalami stagnasi pada 1990-an, dengan
angka rata-rata pertumbuhan ekonomi riil hanya 1,7% sebagai akibat penanaman
modal yang tidak efisien dan penggelembungan harga aset pada 1980-an. Institusi
keuangan menanggung kredit bermasalah karena telah mengeluarkan pinjaman uang
dengan jaminan tanah atau saham. Usaha pemerintah mengembalikan pertumbuhan ekonomi
hanya sedikit yang berhasil dan selanjutnya terhambat oleh kelesuan ekonomi
global pada tahun 2000. Jepang adalah perekonomian terbesar nomor dua di dunia setelah
Amerika Serikat, Jepang bersama Jerman dan Korea Selatan adalah 3 negara yang
pernah mencatatkan diri sebagai negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat
sepanjang sejarah dunia,dengan PDB nominal sekitar AS$4,5 triliun,. dan
perekonomian terbesar ke-3 di dunia setelah AS dan Republik Rakyat Tiongkok
dalam keseimbangan kemampuan berbelanja. Industri utama Jepang adalah sektor
perbankan, asuransi, realestat, bisnis eceran, transportasi, telekomunikasi,
dan konstruksi. Jepang memiliki industri berteknologi tinggi di bidang
otomotif, elektronik, mesin perkakas, baja dan logam non-besi, perkapalan,
industri kimia, tekstil, dan pengolahan makanan.Sebesar tiga perempat dari
produk domestik bruto Jepang berasal dari sektor jasa. Hingga tahun 2001,
jumlah angkatan kerja Jepang mencapai 67 juta orang. Tingkat pengangguran di
Jepang sekitar 4%.Pada tahun 2007, Jepang menempati urutan ke-19 dalam produktivitas
tenaga kerja. Menurut indeks Big Mac, tenaga kerja di Jepang mendapat upah per
jam terbesar di dunia. Toyota Motor, Mitsubishi UFJ Financial, Nintendo, NTT DoCoMo,
Nippon Telegraph & Telephone, Canon, Matsushita Electric Industrial, Honda,
Mitsubishi Corporation, dan Sumitomo Mitsui Financial adalah 10 besar
perusahaan Jepang pada tahun 2008. Sejumlah 326 perusahaan Jepang masuk ke
dalam daftar Forbes Global 2000 atau 16,3% dari 2000 perusahaan publik terbesar
di dunia (data tahun 2006). Bursa Saham Tokyo memiliki total kapitalisasi pasar
terbesar nomor dua di dunia. Indeks dari 225 saham perusahaan besar yang
diperdagangkan di Bursa Saham Tokyo disebut Nikkei 225. Dalam Indeks Kemudahan
Berbisnis, Jepang menempati peringkat ke-12, dan termasuk salah satu negara
maju dengan birokrasi paling sederhana. Kapitalisme model Jepang memiliki
sejumlah ciri khas. Keiretsu adalah grup usaha yang beranggotakan perusahaan
yang saling memiliki kerja sama bisnis dan kepemilikan saham. Negosiasi upah (
shuntō ) berikut perbaikan kondisi kerja antara manajemen dan serikat buruh
dilakukan setiap awal musim semi. Budaya bisnis Jepang mengenal konsep-konsep
lokal, seperti Sistem Nenkō, nemawashi , salaryman , dan office lady .
Perusahaan di Jepang mengenal kenaikan pangkat berdasarkan senioritas dan
jaminan pekerjaan seumur hidup. Kejatuhan ekonomi gelembung yang diikuti kebangkrutan
besar-besaran dan pemutusan hubungan kerja menyebabkan jaminan pekerjaan seumur
hidup mulai ditinggalkan. Perusahaan Jepang dikenal dengan metode manajemen
seperti The Toyota Way. Aktivisme pemegang saham sangat jarang. Dalam Indeks
Kebebasan Ekonomi,Jepang menempati urutan ke-5 negara paling laissez-faire di
antara 41 negara Asia Pasifik. Total ekspor Jepang pada tahun 2005 adalah 4.210
dolar AS per kapita. Pasar ekspor terbesar Jepang tahun 2006 adalah Amerika
Serikat 22,8%, Uni Eropa 14,5%, Tiongkok 14,3%, Korea Selatan 7,8%, Taiwan
6,8%, dan Hong Kong 5,6%. Produk ekspor unggulan Jepang adalah alat transportasi,
kendaraan bermotor, elektronik, mesin-mesin listrik, dan bahan kimia.Negara
sumber impor terbesar bagi Jepang pada tahun 2006 adalah Tiongkok 20,5%, AS
12,0%,Uni Eropa 10,3%, Arab Saudi 6,4%, Uni Emirat Arab 5,5%,Australia 4,8%,
Korea Selatan 4,7%, dan Indonesia 4,2%.Impor utama Jepang adalah mesin-mesin
dan perkakas,minyak bumi, bahan makanan, tekstil, dan bahan mentah untuk
industri.Jepang adalah negara pengimpor hasil laut terbesar didunia (senilai
AS$ 14 miliar). Jepang berada di peringkat ke-6 setelah RRT, Peru, Amerika
Serikat, Indonesia, dan Chili, dengan total tangkapan ikan yang terus menurun sejak
1996.Pertanian adalah sektor industri andalan hingga beberapa tahun seusai
Perang Dunia II. Menurut sensus tahun 1950, sekitar 50% angkatan kerja berada
di bidang pertanian. Sepanjang “masa keajaiban ekonomi Jepang”, angkatan kerja
di bidang pertanian terus menyusut hingga sekitar 4,1% pada tahun 2008. Pada
Februari 2007 terdapat 1.813.000 keluarga petani komersial, namun di antaranya hanya
kurang dari 21,2% atau 387.000 keluarga petani pengusaha. Sebagian besar
angkatan kerja pertanian sudah berusia lanjut, sementara angkatan kerja usia
muda hanya sedikit yang bekerja di bidang pertanian. Diperkirakan oleh pengamat
ekonomi bahwa, Jepang bersama Korea Selatan, India dan RRT akan benar-benar mendominasi
dunia pada tahun 2030 dan mematahkan dominasi barat atas perekonomian dunia.Sektor
jasa Japan Airlines adalah salah satu maskapai penerbangan terbesar di dunia
Sejumlah tiga perempat dari total penghasilan ekonomi Jepang berasal dari
sektor jasa. Industri utama sektor jasa di Jepang berupa bank, asuransi, realestat,
bisnis eceran, transportasi, dan telekomunikasi. Mitsubishi UFJ, Mizuho, NTT,
TEPCO, Nomura, Mitsubishi Estate, Tokio Marine, Japan Railway, Seven & I,
dan Japan Airlines adalah nama-nama perusahaan Jepang yang termasuk perusahaan
terbesar dunia. Kebijakan Pemerintah Jepang di masa Perdana Menteri Junichiro
Koizumi melakukan swastanisasi Japan Post. Enam keiretsu utama terdiri dari
grup Mitsubishi, Sumitomo, Fuyo, Mitsui, Dai-Ich Kangyo, dan Sanwa. Sejumlah
326 perusahaan Jepang berada dalam daftar Forbes Global 2000 atau 16,3% dari total
perusahaan dalam daftar Forbes Global 2000 pada tahun 2006.Sektor industry Industri
utama Jepang yang paling dikenal dunia adalah otomotifnya (baik motor ataupun
mobil), tetapi lebih dari itu Jepang juga negara penghasil kapal, elektronik,
ponsel, mesin, robot (android), baja (metal), komputer, tekstil, sutera,
bio-industri, semikonduktor, farmasi, kertas, petrokimia, makanan, teknologi
ruang angkasa, alumunium dan lainnya. Hampir semua industri di Jepang laku di ekspor.
Mau bukti? lihat saja, di jalan-jalan Indonesia, India, Malaysia dan Filipina
banyak dijumpai mobil buatan Honda, Suzuki, Toyota, Hino, Isuzu, Mitsubishi dan
Mazda. Alat-alat rumah tangga didominasi alat buatan Jepang seperti Sharp,Mito,
Mitoshiba, Toshiba, Canon dll. Peripheral, panel plasma, semikonduktor dan
komputer merek Canon, Hitachi, Fujitsu dan Toshiba juga diminati dunia.Sampai
sekarang, Jepang adalah negara industri paling sukses sepanjang sejarah. Industri
manufaktur di Jepang Lexus LS, sedan mewah produk unggulan Lexus dari Toyota.
Industri ekspor utama Jepang adalah otomotif, elektronik konsumen (lihat industry
elektronik konsumen Jepang), komputer, semikonduktor, besi, dan baja. Industri
penting lain dalam ekonomi Jepang adalah petrokimia, farmasi, bioindustri,
galangan kapal, dirgantara, tekstil, dan makanan yang diproses. Industri manufaktur
Jepang banyak bergantung pada impor bahan mentah dan bahan bakar minyak.Kawasan
industri tersebar di sejumlah prefektur. Di wilayah Kantō, kawasan industri
berada di Chiba, Kanagawa,Saitama, dan Tokyo (kawasan industri Keihin). Di
wilayah Tōkai, kawasan industri Chukyo-Tokai berada di Aichi, Gifu,Mie, dan
Shizuoka. Di wilayah Kansai, kawasan industry Hanshin berada di Osaka, Kyoto,
dan Kobe. Kawasan industri Setouchi mencakup barat daya Pulau Honshu dan bagian
utara Shikoku sekitar Laut Pedalaman Seto, sementara di Kyushu, kawasan
industri berada di bagian utara Kyushu. Selain itu, Jepang juga menguasai
global melalui industry anime (animasi) dan produk perfilman mereka. Anime (animasi)
Jepang menyerbu dan laris manis dipasaran dunia seperti : Doraemon, Ninja
Hatori, Naruto, One Piece dll. Dari industri animasi-nya (anime), Jepang
membukukan keutungan bersih total sekitar 2.983,03 milliar Yen. Sektor
Pertanian Padi adalah tanaman pangan terpenting di Jepang. Pemandangan sawah
dan hasil panen di Kurihara, Prefektur Miyagi pada musim gugur. Walaupun hanya
12% dari luas daratan di Jepang yang bisa dipergunakan untuk pertanian, namun
hasilnya termasuk memuaskan. Besarnya hasil pertanian didukung oleh kesuburan
lahan pertanian karena tanah yang mengandung abu vulkanis. Di samping itu, penggarapan
lahan pertanian dilakukan secara intensif dengan didukung teknologi maju.
Sektor pertanian adalah sektor yang diproteksi pemerintah dan menerima subsidi dalam
jumlah besar. Hasil pertanian Jepang berupa padi, kentang, jagung, gandum,
kacang, kedelai, dan teh. Hasil peternakan berupa babi, ayam, telur, sapi dan
susu. Sayur-sayuran berupa lobak, kubis, ketimun, tomat, wortel, bayam, dan
selada.Sedangkan buah-buahan yang banyak ditanam adalah apel dan jeruk. Apel
merupakan produk unggulan Tohoku dan Hokkaido. Buah pir merupakan produk
pertanian unggulan Prefektur Tottori. Perkebunan jeruk berada di Shikoku, Shizuoka,
dan Kyushu. Tanaman pir dan jeruk dibawa masuk ke Jepang oleh pedagang Belanda
di Nagasaki pada akhir abad ke-18. Padi adalah tanaman pangan yang sangat
diproteksi pemerintah Jepang. Beras impor dikenakan bea masuk 490% dan
pembatasan kuota sebesar 7,2% dari rata-rata konsumsi beras tahun 1968 hingga
1988. Impor di luar kuota tidak dilarang, namun dikenakan bea masuk \341 perkilogram.
Tarif bea masuk beras impor yang sekarang
(490%) diperkirakan akan naik menjadi 778% menurut perhitungan baru yang
akan diberlakukan sesuai Putaran Doha. Walaupun Jepang biasanya dapat melakukan
swasembada beras (kecuali beras untuk membuat senbei dan makanan olahan),
Jepang harus mengimpor 50% dari kebutuhan konsumsi serealia dan bergantung pada
impor daging. Jepang mengimpor gandum, sorgum, dan kedelai dalam jumlah besar,
terutama dari Amerika Serikat. Jepang merupakan pasar terbesar bagi ekspor
pertanian Uni Eropa. Pertanian di Jepang tergolong maju dan menerapkan intensifikasi
pertanian, sehingga walaupun luas wilayah Jepang yang dijadikan lahan pertanian
kurang dari 15 % Jepang dapat berswasembada memenuhi kebutuhan domestiknya.
Lain halnya dengan Indonesia yang dikaruniakan Tuhan banyak sumber alam sampai
sekarang belum mampu berswasembada bahan pangan, ironis sekali. Pertanian di
Jepang kebanyakan menggunakan system hidroponik, aeroponik, pupuk hijau/kompos,
mesin panen dan mesin-mesin pembajak yang modern. 2011 lalu, Jepang berhasil
berswasembada atas komoditas beras, kedelai, kacang tanah, rumput laut, teh,
tomat, sayuran, kubis, pir, jeruk, aprikot, lobak, jagung, kentang, ketan,
gandum, bunga dan wasabi. Meskipun swasembada, untuk membuat Sanbei, Jepang
masih mengimpor beras dari Vietnam dan Thailand.
Ø Sektor Perikanan
Jepang menempati urutan ke-2 di dunia di
belakang Republik Rakyat Tiongkok dalam tonase penangkapan ikan (tahun 1989:
11,9 juta ton), kenaikan tipis dari 11,1 juta ton pada tahun 1980. Setelah terjadi
krisis minyak 1973, perikanan laut dalam di Jepang menurun. Pada tahun 1980-an,
total tangkapan ikan per tahun rata-rata 2 juta ton.Perikanan lepas pantai
mencapai 50 % dari penangkapan ikan total pada akhir 1980-an, meski beberapa
kali mengalami kenaikan dan penurunan. Perikanan pesisir dilakukan dengan
perahu kecil, jala, atau teknik penangkaran terhitung sekitar sepertiga
produksi total industri perikanan Jepang. Sementara itu, perikanan lepas pantai
dengan kapal ukuran menengah terhitung sekitar lebih dari separuh produksi
total. Di antara hasillaut yang diambil misalnya: sarden, cakalang, kepiting, udang,
salem, cumi-cumi, kerang, tuna, saury, yellowtail, dan makerel. Jepang termasuk
salah satu negara yang memiliki armada perikanan terbesar di dunia. Walaupun
demikian, Jepang adalah negara pengimpor hasil laut terbesar di dunia (senilai
AS$ 14 miliar) Sejak tahun 1996, Jepang berada di peringkat ke-6 dalam total
tangkapan ikan di bawah RRT, Peru, Amerika Serikat, Indonesia, dan Chili.
Jepang juga menebarkan kontroversi dengan mendukung perburuan ikan paus. Ekonomi
pasar bebas dan terindustrisasi Jepang merupakan ketiga terbesar di dunia
setelah Amerika Serikat dan Cina dalam istilah paritas daya beli internasional.
Ekonominya sangat efisien dan bersaing dalam area yang berhubungan ke
perdagangan internasional, tapi produktivitas lebih rendah di bidang
agriklutur, distribusi, dan pelayanan.. Perikanan Jepang sangat maju dengan
dukungan alat-alat penangkapan ikan yang modern, armada yang besar dan bermodal
serta area penangkapan yang sangat luas. Tak heran Jepang pernah menjadi
produsen ikan nomor 1 dunia sejak 1968 sampai 1996. Pada 1996, produksi ikan di
Jepang terus merosot dan akhirnya berada diposisi ke- enam sampai sekarang.
Tetapi, armada perikanan tetap merupakan yang terbaik didunia. Hasil
perikanan/tangkapan nelayan Jepang pada umunya yaitu : tuna, cakalang, sarden,
makerel, cod, haring, paus, anjing laut, salem, kepiting, gurita, cumi, belut
laut, udang, salmon, kerang tiram, saury dan jenis-jenis lain. Sedangkan, babi,
sapi, kuda, domba, ayam, itik dan anjing laut serta buaya dan ular adalah hasil
peternakan Jepang.
Ø Sektor Pertambangan
Pertambangan adalah usaha yang kurang berhasil
di Jepang, karena bumi Jepang sangat miskin dan sedikit sekali menghasilkan
mineral. Bumi Jepang tercatat hanya menghasilkan garam, batubara, tembaga,
bauksit, emas, biji besi, biji nikel, tungsten dan gas alam dalam jumlah
sedikit, yang jauh dari cukup. Hanya energi air, panas bumi, angina dan panas
matahari yang terdapat dalam jumlah yang melimpah.
Jadi bisa disimpulkan, ekonomi Jepang adalah salah satu yang
terbaik, tersehat, terbesar dan termodern didunia. Ekonomi Jepang bertumpu pada
industri, jasa, manufaktur dan telekomunikasi yang menyumbang 78 % GDP-nya. Walaupun
sudah menjadi negara yang maju dan berbasis teknologi, Jepang tidak melupakan
bidang usaha yang lain. Bahkan pemerintah Jepang memberikan insentif yang besar
kepada para petani, nelayan dan peternak. Karena usaha pada bidang pertanian
dan peternakan, Jepang akhirnya
berswasembada pangan.
SUMBER :
http://id.wikipedia.org/wiki/Jepang
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2012/08/16/
keajaiban-ekonomi-jepang-479989.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_Jepang
https://rhinii.wordpress.com/2014/05/28/perekonomian-di-jepang/
0 komentar:
Posting Komentar